Cari Blog Ini

Minggu, 19 Februari 2017

Mewaktu Bersama Rindu

Aku pernah menyalahkan waktu,
menghardiknya
lalu menghempaskannya ke masa lalu

Sebab ia mengubah segala mauku,
menelikung harap
dan membiarkan sadar ini ke lorong asa

Kudengar sayup-sayup bisikan ibu
berkelebat dari bilik rindu,
berujar tentang waktu
yang menemukan pangku kasihnya

Sesiapa sanggup bertengger di punggung murka ibu
maka ialah mata-mata terkutuk tanpa pejam
yang terjaga di sepanjang sejarah muram.

Seketika luruh badanku
merapuh sadarku dihadapan waktu yang tak punya rasa malu

Waktu menggilas apa saja
tanpa sisa, tanya, kata
atau rupa

Ia membakar apapun yang melaluinya,
atau meniupnya menjauh ke samudera tak bertepi

Kian hari kusandarkan kekalahanku
pada selembar daun kering yang rebah dilubuk hati

Menepi
Merasai
Menunggu mati.

Kopi hitam Yogyakarta 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog